Around Us : Produktif atau Toxic Productivity?
Selama pandemi ini, apakah kalian pernah merasa kurang kegiatan atau kurang produktif? Oleh karena itu, kalian pun mencari berbagai jenis kegiatan, bahkan kalian ingin melakukan semuanya sekaligus, seperti meeting tanpa henti, les, kegiatan ekstrakurikuler, atau mengikuti berbagai jenis lomba. Hal ini sering disebut dengan toxic productivity yang sebenarnya merupakan istilah lain dari workaholic atau kecanduan kerja.
Toxic productivity adalah keinginan tidak sehat yang dimiliki seseorang untuk menjadi produktif setiap saat dengan segala cara. Orang yang mengalami hal tersebut merasa butuh bekerja lebih keras, walaupun sebenarnya mereka tidak perlu melakukan kegiatan tersebut. Setelah seseorang melakukan toxic productivity untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, mereka mungkin akan merasa bersalah karena tidak mengerjakan pekerjaan lebih baik atau lebih banyak. Menurut Simone Milasas, orang yang mengidap toxic productivity cenderung lebih berfokus pada hal apa yang belum dilakukan daripada hal yang telah mereka capai.
Banyak masyarakat yang terjerumus ke dalam toxic productivity selama masa pandemi ini. Hal itu terjadi karena pembatasan aktivitas dan ruang gerak yang mengakibatkan banyaknya waktu luang. Namun, saat alih-alih sarankan untuk menggunakan waktu luang tersebut untuk istirahat, mereka memilih untuk menggunakan waktu tersebut untuk bekerja lebih keras agar merasa lebih berguna. Toxic productivity ini justru dapat menyebabkan burnout dan berujung menjadi kurang produktif. Oleh karena itu, toxic productivity tidak dapat dibiarkan begitu saja.
Nah, berikut merupakan beberapa tips untuk mengatasi toxic productivity:
Buatlah batasan yang jelas
Kamu bisa menentukan batasan-batasan yang merubah mindset-mu dari yang hanya memikirkan pekerjaan ke hal-hal lain yang berarti dalam hidup seperti:
• Tidak bekerja selama tiga jam tanpa jeda atau istirahat
• Tidur dengan cukup yaitu delapan jam sehari
• Quality Time
bersama keluarga atau teman
Terapkan pemisahan profesional
Pemisahan profesional atau professional detachment. Artinya kamu tetap berkomitmen pada pekerjaanmu dan melakukannya dengan sebaik mungkin sambil memahami bahwa pekerjaanmu bukan lah satu-satunya identitas kamu. Dengan begitu, kamu bisa bekerja keras, tetapi tidak terikat pada pekerjaan tersebut.
Masukkan perawatan diri sebagai tugas yang harus kamu ke
  Usahakanlah tetap merawat dirimu sendiri dengan cara apapun yang ingin kamu lakukan. Seperti menonton film kesukaan sambil makan cemilan, berolahraga, atau mungkin istirahat sejenak. Bagaimanapun caramu bersantai, jadikan hal itu sebagai prioritas yang harus dikerjakan sama seperti kamu mengerjakan tugasmu yang penting.
Nah, itulah penjelasan mengenai toxic productivity. Apabila kalian terjebak dalam situasi tersebut dan kesulitan mengatasinya, jangan sungkan untuk meminta bantuan kepada orang terdekat maupun bantuan profesional ya!